Skip to main content

The Lady, the untold love story of Aung Sang Suu Kyi

Promotional Poster The Lady


The Lady (2011)
Director : Luc Besson (Taken 2)
Screenplay : Rebecca Frayn
Main cast : Michelle Yeoh (Crouching Tiger, Hidden Dragon), David Thewlis (Boys in the stripped Pajamas)

 The Lady merupakahn salah satu karya layar lebar yang diangkat dari kisah perjuangan Aung Sang Suu Kyi, wanita yang memperjuangkan demokrasi untuk pertama kalinya di Myanmar. 
Suu Kyi merupakan putri dari jendral Aun Sang, orang yang memperjuangkan kemerdekaan Burma dari British Empire di tahun 1947, dan meninggal di tahun yang sama. Sepeninggal ayahnya, Ibunya yang merupakan diplomat berpindah ke India dan Suu kyi ikut menempuh pendidikannya di sana.  Selanjutnya, Suu kyi menempuh pendidikan lanjutnya di Inggris dan bertemu dengan calon suaminya, Michael Aris- seorang akademisi dan dosen di Oxford.  

Di awal cerita, dimulai di tahun 1988 pada masa Suu kyi menjadi full-time mother untuk kedua anaknya Alexander dan Kim Aris. Pada suatu malam, Suu kyi menerima telpon dari Burma yang mengabarkan bahwa Ibu Suu Kyi terkena stroke. Tidak butuh waktu yang lama, Suu kyi mengepak barang dan memilih untuk terbang ke Burma.  

Pada awalnya, Suu kyi berfikir akan tinggal selama seminggu di Burma, namun keadaan politik dan keamanan yang sedang kacau di Burma membuat jiwa nasionalisme Suu kyi terpanggil. Meskipun Suu Kyi selama ini memilih menjadi full-time mother, namun sesungguhnya dia memiliki background politik dari pendidikannya.  
Suu Kyi hampir ditembak saat kampanye

Saat itu, banyak orang menghadap ke Suu Kyi meminta ia untuk tinggal dan memperjuangkan demokrasi untuk Burma dengan alasan dia adalah satu-satunya orang yang tepat untuk melawan tirani mengingat dia adalah putri dari pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Burma.  

Bagi seorang Ibu, hal itu merupakan pilihan yang sulit antara menjadi Ibu bagi negaranya, atau Ibu bagi keluarga yang sangat dicintainya. Namun suaminya, Michael Aris mendukung pilihan Suu kyi untuk berjuang demi Burma.  
Beberapa kali Michael Aris beserta kedua putranya datang mengunjungi Suu kyi di Burma dan bahkan ikut menyaksikan bagaimana Suu kyi berkampanye di depan masa-nya. 

Melihat Suu kyi berhasil mendapatkan dukungan massa, sang jendral militer Junta tidak tinggal diam. Dia mencoba segala cara untuk menghentikan Suu Kyi yaitu dengan menculik orang-orang penting dalam National League for Democracy (NLD)_partai yang dipimpin oleh Suu kyi, hingga tidak mengabulkan permohonan visa keluarga Suu kyi yang ingin mengunjunginya. 

Di tahun 1989, Suu Kyi menjadi tahanan rumah. Pada saat Ia dinyatakan menjadi tahanan rumah,   dia ditemani dengan Kim dan Alexander yang sedang mengunjunginya, sedankan Michael berada di Skotlandia untuk mengurus pemakaman kakeknya. Pada saat Michael datang setelah beberapa hari Suu kyi menjadi tahanan rumah, Ia menemukan Suu kyi dalam keadaan mogok makan. Di saat itulah, pengertian dan kesetiaan Michael terlihat. Melihat keadaan istinya yang seperti itu, Michael memohon bertemu dengan para jendral Junta dan menawarkan satu kondisi bagi mereka yaitu Suu kyi akan berhenti mogok makan kecuali dengan satu syarat bahwa keamanan anggota NLD yang telah diculik akan dijamin oleh Junta. Para Jendral Junta militer menyetujui syarat tersebut mengingat jika Suu Kyi meninggal, makan akan menimbulkan gejolak amarah para rakyat. 
Pertemuan terakhir sebelum Michael Aris meninggal

Di tahun 1990, Suu Kyi memenangkan pemilu namun tidak membuatnya menjadi bebas dari tahanan rumah. Sementara di belahan lain dunia, Michael Aris berusaha keras meminta dukungan internasional seperti mengajukan Suu kyi menjadi kandidat penerima Nobel perdamaian untuk mendapat perhatian dari Internasional. 
Namun, meskipun Suu Kyi berhasil memenangkannya, tidak juga membuatnya bebas dari tahanan rumah. Bahkan saat penganugerahan nobel, Suu Kyi diwakili oleh Michael, Kim dan Alexander dan pada saat itu Alexander yang memberikan speech mewakili bagaimana perasaan Ibunya. Ya, dan pada saat scene itu, saya menangis karena di saat itu saya bisa melihat bagaimana perjuangan keluarga Suu Kyi untuk mengerti perjuangan Ibunya, dan tidak menjadi egois dengan menyalahkan Ibunya yang tidak pernah berada di sisinya lagi. Luar biasanya, mereka mendukung Ibunya.
Pemerintahan Burma sendiri juga mencoba segala cara agar Suu Kyi kembali ke Inggris dan tidak kembali yaitu dengan cara menolak visa keluarga Suu Kyi, bahkan pada saat akhir hidup Michael Aris.
Film ini, karena kalau boleh saya asumsikan karena ditulis oleh seorang wanita, maka emosi menjadi lebih ditekankan. Screenwriter berhasil menyentuh emosi penonton pada saat yang tepat dan bisa mengerti bagaimana perjuangan Suu Kyi berjuang untuk negaranya, dan mengkesampingkan keluarganya. Sacrifice for greater reason and cause.
Akting dari David Thewlis sendiri sangat luar biasa. Dia berhasil memerankan seorang suami yang sangat mencintai istrinya bahkan mampu melakukan apapun untuk istri dan kedua anaknya, tidak peduli bagaimanapun beratnya jalan yang ia hadapi. Pancaran cinta dan pengertian Michael terefleksi jelas di mata David saat berhadapan dengan Michelle.
Michelle yeoh sendiri tidak perlu diragukan. Dia adalah Iron Orchid, wanita berhati baja memiliki pendirian yang kuat, bahkan dia berhasil mengkesampingkan perasaannya sebagai Ibu dan istri untuk negaranya. Dalam film ini, jangan mengharap melihat banyak air mata keluar dari mata Michelle Yeoh, dia hanya menangis pada saat-saat yang paling menyakitkan namun dia tidak pernah menangis karena menyesali tindakannya.
Overall, kekuatan dari film ini adalah kekuatan cerita dan akting dari kedua lead actor.
Meskipun lebih menekankan pada drama, namun saya tidak keberatan karena ini adalah kisah nyata, bukan kisah holywood dan saya bisa melihat bahwa cinta dan pengertian luar biasa antara Michael dan Suu Kyi adalah nyata. Bahkan pada saat kunjungan terakhir Michael ke Myanmar di tahun 1995, Suu kyi berkata padanya bahwa dia mengerti jika perjalanan kisah mereka terlalu berat untuk ditanggung oleh Michael. Suu kyi memberikan Ia pilihan jika memang Michael ingin menyerah.
Namun tidak seperti kebanyakan kisah nyata, Michael menolak untuk menyerah, dia hanya bilang bahwa sejak awal mereka bersama, mereka punya cita-cita untuk menjadikan Burma dengan kondisi yang lebih baik, Wow!!


Film ini sangat direkomendasikan bagi mereka pecinta biografi atau sekedar pecinta 'true love'. Meskipun sinematografi dan musiknya yang kurang maksimal, namun akting dari kedua lead sudah cukup membuat kita betah duduk selama dua jam untuk melihat bagaimana perjuangan seorang wanita untuk negaranya over her beloved family.
Now, I officially admire Michael Aris :) and Suu Kyi also (oh of course!!!)

Catatan penulis : Suu Kyi akhirnya dibebaskan dari tahanan rumah di November 2010



Aung Sang Suu Kyi dan Michael Aris sesungguhnya

Back to Book Index or Movie Index

Comments

Popular posts from this blog

Strange Weather in Tokyo by Hiromi Kawakami

Strange Weather in Tokyo Tsukiko, thirty-eight, works in an office and lives alone. One night, she happens to meet one of her former high school teachers, "Sensei," in a local bar. Tsukiko had only ever called him "Sensei" ("Teacher"). He is thirty years her senior, retired, and presumably a widower. Their relationship develops from a perfunctory acknowledgment of each other as they eat and drink alone at the bar, to a hesitant intimacy which tilts awkwardly and poignantly into love. As Tsukiko and Sensei grow to know and love one another, time's passing is marked by Kawakami's gentle hints at the changing seasons: from warm sake to chilled beer, from the buds on the trees to the blooming of the cherry blossoms. Strange Weather in Tokyo is a moving, funny, and immersive tale of modern Japan and old-fashioned romance.  **** Strange Weather in Tokyo Author : Hiromi Kawakami Translator : Allison Markin Powell Published

The Setting Sun by Osamu Dazai

The Setting Sun  The Setting Sun Author : Osamu Dazai Published in 1947 Original Language : Japanese *** Set in the early postwar years, it probes the destructive effects of war and the transition from a feudal Japan to an industrial society. *** "Such Innocence really charms me, and I wndered if M other might not be one of the last of that kind of lady" Ketika saya secara tidak senga ja membaca No Longer Human   di rak buku Best Seller di sebuah pusat toko buku di Sh ibuya, saya tertar i k dengan judul dan Covernya yang abstra k. Setelah menye lesaikannya, dan mela kukan sedi kit riset, ternyata se tahun sebelum No Longer Human, Osamu Dazai menulis The Setting Sun -yang juga banyak mendapat pujian dan pengakuan secara Internasional. Masih membawa backgroun d sang penulis,Aristocrac y, Osamu Dazai membentuk karakter utama  yang surprisingly wanita berusia 30 tahunan bernama Kazuko. Kazuko tinggal bersama dengan Ibunya setelah mengalami pe

Inheritance, Seri Terakhir Tetralogi Inheritance cycles

Judul : Inheritance Penulis : Christopher Paolini Tahun : 2011 (Indonesia,2012) Publisher : Gramedia (Indonesia) Di bulan Juni 2012 ini, akhirnya Gramedia menerbitkan seri terakhir yang telah ditunggu selama lebih dari 3 tahun, Inheritance. Inheritance merupakan buku keempat dari tetralogi Inheritance Cycle yang ditulis oleh anak muda berbakat, Christoper Paolini. Tetralogi ini terdiri dari Eragon (2002), Eldest (2005), Brisingr (2008), dan Inheritance (2011,diterbitkan di Indonesia 2012). Jika kita sedikit lupa dengan cerita terakhir bagaimana ending di buku ketiga,Brisingr, pada bab pengantar akan disajikan ringkasan tiga buku yang dapat merefresh ingatan kita sampai dimana perjuangan Eragon dan Naga birunya, Saphira untun menumbangkan Galbatorix. Secara keseluruhan, Inheritance cycle mengisahkan tentang perjuangan remaja yatim piatu bernama Eragon yang ditakdirkan berperan sebagai penunggang naga betina terakhir, Saphira. Sebelum bertemu Saphira, seumur hidup Eragon h