Skip to main content

Kumpulan Cerpen : Nadira oleh Leila S.Chudori

Nadira





Who Is it?
Judul : Nadira
Penulis : Leila S. Chudori
Cetakan Pertama pada : Maret 2015
Bahasa : Indonesia
Hlmn : 301
Penerbit : Kapustakaan Populer Gramedia (KPG)







-----***-----
Di sebuah pagi yang murung, Nadira Suwandi menemukan Ibunya tewas bunuh diri. Kematian sang ibu, Kemala Yunus, seorang perempuan yang dikenal sangat ekspresif, berfikiran bebas, dan selalu bertarung mencari diri itu, sungguh mengejutkan.
Tewasnya Kemala kemudian mempengaruhi kehidupan Nadira sebagai seorang anak ("Melukis Langit"); seorang wartawan ("Tasbih");seorang kekasih ("Ciuman Terpanjang"); seorang istri, hingga akhirnya membawa Nadira kepada sebuah penjelajahan ke dunia baru, dunia seksualitas yang tak pernah disentuhnya ("Kirana").
----***---- 

Sejujurnya, saya lupa kapan terakhir kali membaca Novel berbahasa Indonesia setelah sequel kelima Supernova karya Dee. Kebetulan kemarin ada promo voucher di Gramedia dan saya sedang berada di kawasan Blok M Square dan disitulah saya baru menemukan surga sastra Indonesia di rak-rak buku Gramedia Blok M. Berbeda dengan Gramedia di tempat lain yang memiliki section imported books luas, Gramedia Blok M memiliki section Sastra Indonesia sangat lengkap.

Kebetulan saya ingin mencari buku karya penulis terkenal namun belum pernah saya baca, maka cover Nadira dengan dominasi warna biru kehijau-hijauan dengan ilustrasi seorang wanita seperti peri atau mungkin..Kirana, menjadi pilihan saya.
Seperti yang diceritakan dengan detail pada sinopsis, cerita awal dibuka dengan cerita pendek tentang kematian tak terduga seorang wanita setengah baya, Kemala Yunus. Alur maju diceritakan oleh Nadira, anak terakhir yang shock dengan kepergian Ibunya, sementara alur mundur diceritakan dari sudut pandang seorang Kemala. Bagaimana Ia pertama kali bertemu dengan suaminya, Ayah dari Nadira kemudian menikah dan melahirkan 3 anak selama mereka tinggal di Amsterdam sebagai mahasiswa. 

Nadira, sesuai dengan ramalan ibunya adalah yang paling tenang menghadapi kematian Ibunya. Sementara kakak perempuannya, Yu Nina histeris dan kakak laki-lakinya, Arya emosional, Nadira sibuk mencari bunga kesukaan ibunya, seruni kuning untuk menemani istirahat terakhirnya di bumi. 
Namun ketenangan tersebut adalah emosi yang tertekan dan siap akan meledak kapanpun.

Cerita berikutnya adalah kisah bagaimana hidup Nadira terpengaruh dengan hebatnya oleh kematian Ibunya. Bagaimana ia memilih tidak pulang, melainkan tidur di kolong meja kantornya sampai pagi, bagaimana ia memilih seorang pria sebagai suaminya dan perasaanya kepada atasannya, Tara.

Setiap cerita pendek diceritakan secara berloncatan-tidak secara kronologis namun terjahit dengan rapi dan saling berhubungan. Awalnya, pembaca akan disuguhkan angst yang sangat kuat di dalam buku (oke bahkan sampai akhir namun tidak sekuat di awal). Saya bisa merasakan patah hati, keputus-asaan dan kemarahan terpendam Nadira kepada dunia.

Namun dark feeling yang didapatkan dari Nadira saya rasakan sangat berbeda dengan sastra Jepang yang selama ini saya baca. Sesedihnya Nadira kehilangan namun tidak membuatnya kehilangan tujuan hidup sepenuhnya. Ia mungkin mencoba melarikan diri dari dunia namun Ia masih memilih tinggal di dalamnya.

Membaca Nadira juga mengingatkan saya tentang pelajaran bahasa Indonesia ketika saya duduk di bangku sekolah. Peribahasa, tata kalimat bahasa Indonesia yang benar dan kekayaan prosa Indonesia sangat kaya terkandung dalam Nadira. 

Saya suka bagaimana dengan cerdasnya Leila S. Chudori menjahit antar cerita untuk membentuk satu kerangka besar hidup Nadira. Diksi yang digunakan pun tidak terlalu berat untuk menjadi karya sastra. 
Namun entah mengapa saya kurang menyukai bagian luar negeri yang diceritakan dalam Nadira. Too much detail yang membuat saya skip membacanya. Bagian tentang New York atau hidup malam di Amsterdam yang tidak terasa relevan, lebih baik dilewati saja. 

Karya ini almost sempurna untuk pecinta karya sastra Indonesia, namun masih bukan selera saya simply karena setelah saya menutup buku ini, saya dengan mudah keluar dari dunia Nadira dan melupakannya dalam beberapa jam.

Bagi yang ingin menikmati karya sastra Indonesia, buku ini adalah salah satu milestone yang harus dilewati agar kita terus mencintai Bahasa Indonesia :)

 

Comments

Popular posts from this blog

Strange Weather in Tokyo by Hiromi Kawakami

Strange Weather in Tokyo Tsukiko, thirty-eight, works in an office and lives alone. One night, she happens to meet one of her former high school teachers, "Sensei," in a local bar. Tsukiko had only ever called him "Sensei" ("Teacher"). He is thirty years her senior, retired, and presumably a widower. Their relationship develops from a perfunctory acknowledgment of each other as they eat and drink alone at the bar, to a hesitant intimacy which tilts awkwardly and poignantly into love. As Tsukiko and Sensei grow to know and love one another, time's passing is marked by Kawakami's gentle hints at the changing seasons: from warm sake to chilled beer, from the buds on the trees to the blooming of the cherry blossoms. Strange Weather in Tokyo is a moving, funny, and immersive tale of modern Japan and old-fashioned romance.  **** Strange Weather in Tokyo Author : Hiromi Kawakami Translator : Allison Markin Powell Published

The Setting Sun by Osamu Dazai

The Setting Sun  The Setting Sun Author : Osamu Dazai Published in 1947 Original Language : Japanese *** Set in the early postwar years, it probes the destructive effects of war and the transition from a feudal Japan to an industrial society. *** "Such Innocence really charms me, and I wndered if M other might not be one of the last of that kind of lady" Ketika saya secara tidak senga ja membaca No Longer Human   di rak buku Best Seller di sebuah pusat toko buku di Sh ibuya, saya tertar i k dengan judul dan Covernya yang abstra k. Setelah menye lesaikannya, dan mela kukan sedi kit riset, ternyata se tahun sebelum No Longer Human, Osamu Dazai menulis The Setting Sun -yang juga banyak mendapat pujian dan pengakuan secara Internasional. Masih membawa backgroun d sang penulis,Aristocrac y, Osamu Dazai membentuk karakter utama  yang surprisingly wanita berusia 30 tahunan bernama Kazuko. Kazuko tinggal bersama dengan Ibunya setelah mengalami pe

Inheritance, Seri Terakhir Tetralogi Inheritance cycles

Judul : Inheritance Penulis : Christopher Paolini Tahun : 2011 (Indonesia,2012) Publisher : Gramedia (Indonesia) Di bulan Juni 2012 ini, akhirnya Gramedia menerbitkan seri terakhir yang telah ditunggu selama lebih dari 3 tahun, Inheritance. Inheritance merupakan buku keempat dari tetralogi Inheritance Cycle yang ditulis oleh anak muda berbakat, Christoper Paolini. Tetralogi ini terdiri dari Eragon (2002), Eldest (2005), Brisingr (2008), dan Inheritance (2011,diterbitkan di Indonesia 2012). Jika kita sedikit lupa dengan cerita terakhir bagaimana ending di buku ketiga,Brisingr, pada bab pengantar akan disajikan ringkasan tiga buku yang dapat merefresh ingatan kita sampai dimana perjuangan Eragon dan Naga birunya, Saphira untun menumbangkan Galbatorix. Secara keseluruhan, Inheritance cycle mengisahkan tentang perjuangan remaja yatim piatu bernama Eragon yang ditakdirkan berperan sebagai penunggang naga betina terakhir, Saphira. Sebelum bertemu Saphira, seumur hidup Eragon h