Supernova #5 Gelombang
Author : Dewi Lestari
Tahun Terbit : October,2014
Bahasa : Indonesia
Author : Dewi Lestari
Tahun Terbit : October,2014
Bahasa : Indonesia
***
Selalu sulit untuk me-review Supernova series, tidak terkecuali seri ke-5 nya Gelombang.
Setelah dibuat cukup engah-engahan menelan Partikel di seri ke-4 nya karena mengangkat topik yang personally sama sekali ga bisa aku cerna, Gelombang menawarkan sisi lain-namun masih diantara batas tipis logic-illogical. Lucid Dream!
Gelombang mengangkat protagonist lagi, kali ini bernama Alfa, kepanjangan dari Thomas Alfa Sagala. Di awal buku, diceritakan dengan bahasa yang cukup ringan dan menghibur, tokoh Alfa muncul dengan latar belakang suku yang kuat, Batak. Alfa adalah anak ketiga dari ketiga bersaudara dan besar di sebuah desa kecil yang masih menjunjung tinggi adat istiadat. Alfa adalah anak laki-laki yang pintar, sementara orang tuanya memiliki mimpi besar untuk pergi dari tempat tinggal mereka, memberikan pendidikan yang layak bagi putra-putranya demi meningkatkan taraf hidup mereka.
Short story, setelah mengalami peristiwa yang hampir membahayakan Alfa, keluarga itu pergi dari kampung halamannya menyeberangi pulau menuju ke Ibukota, Jakarta. Hingga Alfa mulai masuk ke usia remaja, dia mendapatkan kesempatan untuk pergi ke Amerika, sebagai imigran gelap.
Selama di Amerika, masih dalam kehidupan yang keras, Alfa berjuang untuk mendapatkan tempat di
Universitas terbaik di Amerika, kemudian di Wall Street. Kehidupan Alfa berjalan seperti tangga yang terus menanjak, namun Alfa menyimpan 1 rahasia yang ia bawa sejak kecil.
Alasan mengapa dia menjadi sangat pintar karena Ia hampir tidak pernah tidur. Dia lebih dari imsoniac. Selama bertahun-tahun dia tidur tidak melebihi dari hitungan jam. Dia hanya membutuhkan power nap untuk melanjutkan hidup.
Sampai akhirnya datang Ishtar, sosok wanita cantik yang menjungkir balikkan rutinitas tidur dan hidupnya. Di situlah dimulai perjalanan Alfa untuk mencari akar dari permasalahannya, mengapa ia selalu menghindari tidur.
Melintasi benua amerika, menuju ke tibet ia mencoba menemukan pakar untuk menyelesaikan masalah tidurnya, dan mimpinya.
Overall, ide mengenai lucid dream masih bisa diterima oleh akal logika-ku daripada pencarian UFO (sorry for not creative). Membacanya Gelombang, membuatku bersemangat karena sedikit banyak mengingatkanku pada film Inception-bahwa di dalam mimpi juga ada kehidupan yang terpisah.
Gelombang juga menarik dengan pilihan kata dan ke-netral-an yang dapat disampaikan oleh Dee. Dee tidak menggurui, juga tidak men-justifikasi. Saat membaca Gelombang, aku juga bisa merasakan Dee telah bertransformasi menjadi penulis yang bijaksana.
Kekuatan latar belakang budaya, dan ilmu pengetahuan sangat terasa kental di Gelombang. Selain itu, menjawab dari semua rasa bingung dan penasaran, Gelombang menawarkan kepingan kecil yang tertaut dengan kepingan-kepingan lain yang ada di buku-buku sebelumnya. Di Gelombang, pembaca akan berfikir 'ah finally! I got it!'
Most of All, karakter Alfa Sagala sangat kuat, melekat di dalam pikiran pembacanya hingga mungkin saja pembaca akan berfikir bahwa Alfa Sagala adalah teman kuliah mereka, atau mungkin tetangga di desa mereka. Alfa seolah manusia nyata, teman kita, atau seseorang yang benar-benar kita kenal.
So Far, Gelombang adalah seri Supernova favorit setelah Akar. Lagipula, Dee memang tidak pernah lelah beruji coba dengan tema-tema yang belum kita anggap biasa. Great job, Dee!
Setelah dibuat cukup engah-engahan menelan Partikel di seri ke-4 nya karena mengangkat topik yang personally sama sekali ga bisa aku cerna, Gelombang menawarkan sisi lain-namun masih diantara batas tipis logic-illogical. Lucid Dream!
Gelombang mengangkat protagonist lagi, kali ini bernama Alfa, kepanjangan dari Thomas Alfa Sagala. Di awal buku, diceritakan dengan bahasa yang cukup ringan dan menghibur, tokoh Alfa muncul dengan latar belakang suku yang kuat, Batak. Alfa adalah anak ketiga dari ketiga bersaudara dan besar di sebuah desa kecil yang masih menjunjung tinggi adat istiadat. Alfa adalah anak laki-laki yang pintar, sementara orang tuanya memiliki mimpi besar untuk pergi dari tempat tinggal mereka, memberikan pendidikan yang layak bagi putra-putranya demi meningkatkan taraf hidup mereka.
Short story, setelah mengalami peristiwa yang hampir membahayakan Alfa, keluarga itu pergi dari kampung halamannya menyeberangi pulau menuju ke Ibukota, Jakarta. Hingga Alfa mulai masuk ke usia remaja, dia mendapatkan kesempatan untuk pergi ke Amerika, sebagai imigran gelap.
Selama di Amerika, masih dalam kehidupan yang keras, Alfa berjuang untuk mendapatkan tempat di
Universitas terbaik di Amerika, kemudian di Wall Street. Kehidupan Alfa berjalan seperti tangga yang terus menanjak, namun Alfa menyimpan 1 rahasia yang ia bawa sejak kecil.
Alasan mengapa dia menjadi sangat pintar karena Ia hampir tidak pernah tidur. Dia lebih dari imsoniac. Selama bertahun-tahun dia tidur tidak melebihi dari hitungan jam. Dia hanya membutuhkan power nap untuk melanjutkan hidup.
Sampai akhirnya datang Ishtar, sosok wanita cantik yang menjungkir balikkan rutinitas tidur dan hidupnya. Di situlah dimulai perjalanan Alfa untuk mencari akar dari permasalahannya, mengapa ia selalu menghindari tidur.
Melintasi benua amerika, menuju ke tibet ia mencoba menemukan pakar untuk menyelesaikan masalah tidurnya, dan mimpinya.
Overall, ide mengenai lucid dream masih bisa diterima oleh akal logika-ku daripada pencarian UFO (sorry for not creative). Membacanya Gelombang, membuatku bersemangat karena sedikit banyak mengingatkanku pada film Inception-bahwa di dalam mimpi juga ada kehidupan yang terpisah.
Gelombang juga menarik dengan pilihan kata dan ke-netral-an yang dapat disampaikan oleh Dee. Dee tidak menggurui, juga tidak men-justifikasi. Saat membaca Gelombang, aku juga bisa merasakan Dee telah bertransformasi menjadi penulis yang bijaksana.
Kekuatan latar belakang budaya, dan ilmu pengetahuan sangat terasa kental di Gelombang. Selain itu, menjawab dari semua rasa bingung dan penasaran, Gelombang menawarkan kepingan kecil yang tertaut dengan kepingan-kepingan lain yang ada di buku-buku sebelumnya. Di Gelombang, pembaca akan berfikir 'ah finally! I got it!'
Most of All, karakter Alfa Sagala sangat kuat, melekat di dalam pikiran pembacanya hingga mungkin saja pembaca akan berfikir bahwa Alfa Sagala adalah teman kuliah mereka, atau mungkin tetangga di desa mereka. Alfa seolah manusia nyata, teman kita, atau seseorang yang benar-benar kita kenal.
So Far, Gelombang adalah seri Supernova favorit setelah Akar. Lagipula, Dee memang tidak pernah lelah beruji coba dengan tema-tema yang belum kita anggap biasa. Great job, Dee!
Comments
Post a Comment