Skip to main content

Inheritance, Seri Terakhir Tetralogi Inheritance cycles

Judul : Inheritance
Penulis : Christopher Paolini
Tahun : 2011 (Indonesia,2012)
Publisher : Gramedia (Indonesia)

Di bulan Juni 2012 ini, akhirnya Gramedia menerbitkan seri terakhir yang telah ditunggu selama lebih dari 3 tahun, Inheritance.
Inheritance merupakan buku keempat dari tetralogi Inheritance Cycle yang ditulis oleh anak muda berbakat, Christoper Paolini. Tetralogi ini terdiri dari Eragon (2002), Eldest (2005), Brisingr (2008), dan Inheritance (2011,diterbitkan di Indonesia 2012).

Jika kita sedikit lupa dengan cerita terakhir bagaimana ending di buku ketiga,Brisingr, pada bab pengantar akan disajikan ringkasan tiga buku yang dapat merefresh ingatan kita sampai dimana perjuangan Eragon dan Naga birunya, Saphira untun menumbangkan Galbatorix.

Secara keseluruhan, Inheritance cycle mengisahkan tentang perjuangan remaja yatim piatu bernama Eragon yang ditakdirkan berperan sebagai penunggang naga betina terakhir, Saphira. Sebelum bertemu Saphira, seumur hidup Eragon hanya dihabiskan di sebuah desa tenang Carvahall. Sampai akhirnya ketenangan Carvahall terusik oleh beberapa Ra'zac_monster suruhan sang kaisar_Galbatorix yang berusaha mencari telur naga yang sebelumnya telah sampai ke tangan Eragon secara misterius. Ra'zac tersebut telah merenggut nyawa orang-orang yang disayangi Eragon, termasuk paman yang selama ini merawatnya. Dari situ, petualangan Eragon dimulai, dia memutuskan keluar dari Carvahall dan bersama naganya yang masih muda, dia memulai penyelamatan warga desa yang diculik oleh pesuruh Kaisar sampai akhirnya dia bertemu dengan ayah kandungnya_Brom, saudara tirinya_Murtagh dan makhluk-makhluk luar biasa yang selama ini hanya ia percayai sebagai tokoh dalam dongeng. 

Melanjutkan dari 'twisted ending' di buku ketiga Brisingr, Inheritance dibuka dengan kelanjutan perjalanan kaum Varden untuk melakukan pemberontakan kepada sang kaisar bengis_Galbatorix yang telah sampai di gerbang ibukota 'Urubaen-tempat sang kaisar tinggal. 

Meskipun sudah hampir mencapai ibukota, namun perjuangan kaum Varden yang dipimpin oleh Nasuada, bersama dengan raja Surda_Orrin, Raja kurcaci_Orrik dan kaum urgal yang dipimpin Helzvog_masih sangat panjang dan melelahkan.
Pada awal buku, cerita akan sangat menarik ketika penulis memisahkan cerita perjuangan Eragon dengan Roran_sepupunya dalam bab yang berbeda. Dua-duanya memiliki kisah pertempuran yang sama-sama menarik, namun bagiku, untuk cerita mengenai Roran lebih seru mengingat dia akan mendapatkan kepercayaan yang sangat besar setelah dia berhasil melumpuhkan kota yang jika dipikirkan secara logis_tidak mungkin dilumpuhkan dengan sumber daya yang terbatas.
Untuk Eragon, di bab awal, diceritakan karakter Eragon yang masih sama_mudah terpancing emosi dan gegabah yang sering membawa kerugian pada dirinya sendiri. Namun karena hal itu juga akhirnya berhasil membuat eldunari (jantung dari jantung naga) Glaedr, (naga milik guru Eragon_Oromis yang tewas di buku ketiga)_akhirnya mau berbicara melalui benak Eragon dan Saphira, meskipun dia masih dalam keadaan berduka dan menarik diri.
Peran Glaedr sangat penting bagi Eragon dan Saphira sebagai tetua yang bijaksana yang dapat dijadikan Guru bagi Eragon, dan menguatkan kepercayaan diri Eragon yang hampir musnah setelah dikalahkan oleh kakak tirinya, Murtagh dan Thorn-naganya yang berwarna merah.
Di samping itu, kaum Varden juga mendapat bantuan dari kaum werecat yang selama ini dikenal paling tidak suka mencampuri urusan manusia, elf, dan kurcaci. Sama seperti di buku ketiga, ketika Eragon dibantu oleh Selebum_werecat yang selalu menemani tukang obat eksentrik-Angela, Eragon juga dibantu sekali lagi oleh Selebum untuk menemukan Karang Kuthian-tempat misterius yang tidak pernah diketahui keberadaannya oleh siapapun, bahkan werecat sendiri.
Berhasil menemukan Karang Kuthian, Eragon dan Saphira langsung menemukan 'harta berharga' yang selama ini terkubur dalam beberapa dekade, menunggu seorang penunggang dan naganya untuk menghancurkan Galbatorix yang telah hampir memusnahkan klan naga. Dalam pencariannya akan Karang Kuthian, Eragon dan Saphira akhirnya menemukan nama sejati mereka yang membuat mereka sangat mengetahui kelemahan dan kelebihan masing-masing yang akhirnya membawa perubahan sikap pada Eragon, pendewasaan.
Kisah selanjutnya adalah usaha Eragon dan Saphira untuk menumbangkan Galbatorix dengan bantuan Arya (Elf wanita), Elva (anak kecil yang secara tidak sengaja dikutuk Eragon), dan beberapa perapal mantra terbaik dari kaum Elf.
Dari bab 1 sampai ke bab ketika Eragon akhirnya bertemu dengan Galbatorix dikisahkan sangat deskriptif oleh Paolini bahkan aku sampai merasa seperti melihat film 'peperangan kaum varden vs kekaisaran' di dalam kepalaku. Ketegangan pembaca dari awal dijaga dengan baik hingga terasa sayang untuk tidak terus melanjutkan membaca (karena akan terasa seperti menonton kisah bersambung), namun sayangnya khusus untuk pertempuran melawan Galbatorix, aku mengharapkan kisah yang lebih panjang dan dramatis (meskipun diceritakan pertempuran itu tidak mudah). Menurutku, Pertempuran antara Eragon vs Murtagh lebih seru dibandingkan pertemputan Eragon vs Galbatorix.
Secara keseluruhan, penantian selama lebih dari 3 tahun untuk mengetahui ending dari series ini, sangat tidak sia-sia. Aku menyukai buku ini, bahkan dari keempat seri, buku ini adalah buku terbaik (yang kedua adalah Brisingr). Kematangan menulis detail dari Paolini di buku keempat ini, menjadikan buku ini layak disandingkan dengan masterpiece Harry Potter.
Pembuka yang menawan, proses menjaga mood pembaca di tengah-tengah buku (sehingga tidak membosankan), dan ending yang sesuai harapan sekaligus surprising membuatku memberikan rating 8.5 out of 10 untuk buku ini.

Masih membawa cover gambar naga seperti di seri-seri sebelumnya, di buku keempat ini digunakan cover seekor naga berwarna hijau, yang pasti membuat kita bisa menebak akan muncul satu naga lagi berwarna hijau. Jika dibuku 1 cover menunjukkan naga Saphira, buku kedua adalah naga merah milik Murtagh, Thorn, naga ketiga adalah naga emas milik Oromis, Glaedr, maka buku keempat adalah naga yang menetas dari telur terakhir yang disimpan oleh Galbatorix, namun pertanyaannya adalah siapa penunggang naga itu dan apa perannya dalam kisah ini? Well, you better read it by your self!
Di penutup, Paolini juga memberikan kejutan bahwa dia sedang mengembangkan project 'lain' yang akan mengambil setting yang sama dengan the inheritance cycle_Alegesia. Well, worth to be wait mengingat kematangan menulis Paolini sangat terbukti di buku keempat ini.
Bagi yang belum membaca the inheritance cycle, seri ini sangat disarankan terutama bagi mereka pecinta novel fantasi seperti trilogi Lord of the Rings, Harry Potter, trilogi Bartimeus dll.
Kvetha Fricaya! Mari kita bermimpi akan mendapatkan telur naga suatu saat nanti :)

nb: tidak semua misteri terjawab di buku keempat ini seperti siapa sesungguhnya Angela, kemana sabuk belot-sang bijak menghilang, dan ending tentang Murtagh dan Thorn membuatku semakin berharap buku lain tentang Alagaesia-akan menjawab misteri itu.

(updated 2019: Yes, the book is here! The Fork, the Witch, and the Worm , kelanjutan dari Inheritance Cycle akhirnya terbit setelah 7 tahun penantian. Untuk melihat lebih detail klik disini.



Mungkin kamu akan suka serial fantasi lainnya :
 Fantasy Novel

  1. The Alchemyst 
  2. Harry Potter : The Order of Phoenix
  3. Harry Potter dan Piala Api
  4. Harry Potter and The Prisoners of Azkaban 
  5.  The Mortal Instruments : City of Bones
  6. Inheritance, buku penutup seri petualangan Eragon 
  7. The Ring of Solomon, It is famous jin Bartimeus story!! 

Back to Book Index or Movie Index
 

Comments

  1. yang brisingr ada ga e booknya? indo dong, thanks :)

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Link inheritance sudah di hapus....ada link lain gak???

    ReplyDelete
  4. Iya, Inheritance istimewa sekali ya ;'D

    Benar-benar berharap ada sekuel atau side story dari kisah yang belum berakhir seperti kata Anda, "siapa sesungguhnya Angela, kemana sabuk belot-sang bijak menghilang, dan ending tentang Murtagh dan Thorn" ditambah 1 telur yang belum menemukan penunggangnya,, eh telurnya ada banyak jadinya.... ;B

    Penasaran juga pas kaum Orc... ada gak yang jadi penunggang.
    Benar-benat cerita tentang NAGA yang menajubkan!

    ReplyDelete
  5. Mba.. ada link ebook untuk inheritance versi indonesianya ga? Trims.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Strange Weather in Tokyo by Hiromi Kawakami

Strange Weather in Tokyo Tsukiko, thirty-eight, works in an office and lives alone. One night, she happens to meet one of her former high school teachers, "Sensei," in a local bar. Tsukiko had only ever called him "Sensei" ("Teacher"). He is thirty years her senior, retired, and presumably a widower. Their relationship develops from a perfunctory acknowledgment of each other as they eat and drink alone at the bar, to a hesitant intimacy which tilts awkwardly and poignantly into love. As Tsukiko and Sensei grow to know and love one another, time's passing is marked by Kawakami's gentle hints at the changing seasons: from warm sake to chilled beer, from the buds on the trees to the blooming of the cherry blossoms. Strange Weather in Tokyo is a moving, funny, and immersive tale of modern Japan and old-fashioned romance.  **** Strange Weather in Tokyo Author : Hiromi Kawakami Translator : Allison Markin Powell Published

The Setting Sun by Osamu Dazai

The Setting Sun  The Setting Sun Author : Osamu Dazai Published in 1947 Original Language : Japanese *** Set in the early postwar years, it probes the destructive effects of war and the transition from a feudal Japan to an industrial society. *** "Such Innocence really charms me, and I wndered if M other might not be one of the last of that kind of lady" Ketika saya secara tidak senga ja membaca No Longer Human   di rak buku Best Seller di sebuah pusat toko buku di Sh ibuya, saya tertar i k dengan judul dan Covernya yang abstra k. Setelah menye lesaikannya, dan mela kukan sedi kit riset, ternyata se tahun sebelum No Longer Human, Osamu Dazai menulis The Setting Sun -yang juga banyak mendapat pujian dan pengakuan secara Internasional. Masih membawa backgroun d sang penulis,Aristocrac y, Osamu Dazai membentuk karakter utama  yang surprisingly wanita berusia 30 tahunan bernama Kazuko. Kazuko tinggal bersama dengan Ibunya setelah mengalami pe