Melihat Api Bekerja |
Melihat Api Bekerja: Kumpulan Puisi
by M. Aan Mansyur
Paperback, 155 pages
Published
April 2015
by Gramedia Pustaka Utama
Original Title : Melihat Api Bekerja: Kumpulan Puisi
Edition Language : Indonesian
***
Aku benci berada di
antara orang-orang yang bahagia. Mereka bicara tentang segala sesuatu,
tapi kata-kata mereka tidak mengatakan apa-apa. Mereka tertawa dan
menipu diri sendiri menganggap hidup mereka baik-baik saja. Mereka
berpesta dan membunuh anak kecil dalam diri mereka.
Aku senang berada di antara orang-orang yang patah hati. Mereka tidak banyak bicara, jujur, dan berbahaya. Mereka tahu apa yang mereka cari. Mereka tahu dari diri mereka ada yang telah dicuri.
Aku senang berada di antara orang-orang yang patah hati. Mereka tidak banyak bicara, jujur, dan berbahaya. Mereka tahu apa yang mereka cari. Mereka tahu dari diri mereka ada yang telah dicuri.
"Menikmati Akhir Pekan"
***
Saya selalu berfikir bahwa sebuah puisi diciptakan tidak untuk direview, apalagi dinilai dalam skala rating. Puisi adalah sebuah pengalaman spiritual penulisnya yang dibagikan kepada dunia. Dunia boleh saja merasakan, menerka atau berbagi logika dengan apa yang tertulis di sana, namun tidak ada yang tahu isi hati sesungguhnya sang penyair. Puisi adalah karya seni yang personal, dan subyektif.
Namun demikian, apa yang akan saya tulis mungkin adalah sebuah pengalaman dan selera. Saya menyukai puisi, namun sama seperti musik, setiap orang menikmati pilihan musiknya sendiri.
Melihat Api Bekerja adalah buku puisi berbahasa Indonesia pertama yang saya baca sampai habis. Saya juga sangat senang dengan munculnya beberapa buku puisi berbahasa Indonesia yang menjadi populer dan dibaca oleh beberapa generasi.
Buku Puisi ini in fact adalah masterpiece. Kata demi kata terjalin dengan diksi yang pas, dan melebihi semua itu, visualisasi isi puisi dalam lukisan-lukisan artistik, membuat buku ini Nyeni banget! Saya suka membuka halaman demi halaman buku ini dan awe dengan tarikan gambar ilustrasi yang dibikin oleh Emte.
Untuk isi puisi sendiri, separuh awal isi buku ini bukan jenis puisi saya. Dengan kata yang terlampau indah sehingga otak saya ngga nyampe untuk mengerti maknanya. Mungkin karena saya dengan penyair tidak berbagi pengalaman yang sama. Namun pada paruh akhir, dengan gaya yang semakin to the point, satyr, dan spontan...Aan Mansyur telah berhasil membuat saya ingin High Five dengannya. Contohnya adalah puisi yang ada dalam blurbs di atas, atau puisi pendek berikut ini;
Surat Pendek buat Ibu di Kampung
Aku memilih tinggal di kota dan
itu adalah hukuman. Jangan pernah
mengunjungiku, agar aku bisa tiba-
tiba merindukanmu di antara hal-
hal yang teratur.
Agar aku memiliki satu hal indah
yang bisa membuat dadaku
bersedih sebelum tidur memeluk
diri sendiri dan tidak memimpikan
apa-apa selain masa silam di
rahimmu.
Dari di awal ketika buku ini hampir didominasi tentang perempuan (jika dilihat pada ilustrasinya), maka di bagian-bagian akhir, horison Aan Mansyur meluas, tentang wanita, politik, Ibu atau sosiodemografi lainnya. Untuk puisi cinta-cintaan, dan masalah hati saya lebih menyukai gaya Tyler Knott Gregson atau Lang Leav yang jauh dari kata-kata super indah, namun sederhana dan mengena! Namun kembali lagi, puisi adalah selera! No body can suggest you their digest!
Comments
Post a Comment