Skip to main content

Girl in Pieces

Intriguing cover Girl in Pieces

Book Information: 
Girl in Pieces
Author : Kathleen Glasgow
Pages : 398
Publisher: Delacorte Press
Genre : Young Adult (YA), Psichology thriler

***
  Charlotte Davis is in pieces. At seventeen she’s already lost more than most people do in a lifetime. But she’s learned how to forget. The broken glass washes away the sorrow until there is nothing but calm. You don’t have to think about your father and the river. Your best friend, who is gone forever. Or your mother, who has nothing left to give you.
   Every new scar hardens Charlie’s heart just a little more, yet it still hurts so much. It hurts enough to not care anymore, which is sometimes what has to happen before you can find your way back from the edge.
  A deeply moving portrait of a girl in a world that owes her nothing, and has taken so much, and the journey she undergoes to put herself back together. Kathleen Glasgow's debut is heartbreakingly real and unflinchingly honest. It’s a story you won’t be able to look away from.

***
"Everyone has that moment, I think, the moment when something so....momentous happens that it rips your very being into small pieces. And then you have to stop. For a long time, you gather pieces. And it takes such a very long time, not to fit them back together, but to assemble them in a new way, not necessirily a better way. More, a way you can live with untul you know for certain that this piece should go there, and that one there." 

Sejujurnya, saya lupa kapan terakhir kali bisa membaca 1 buku non-fantasi sengebut saya membaca Girl in Pieces. Awalnya, saya membaca ketika perjalanan pagi menuju kantor dilanjutkan jam istirahat kemudian saat pulang kantor, dari jam 19.00 wib sampai dengan jam 02.00 dini hari.

Girl in Pieces bukanlah buku yang mudah untuk ditutup seketika karena intensitas ceritanya mampu memancing dan mengaduk emosi pembacanya. Bahkan dari awal, meskipun tebal, buku ini tidak tampak sedang menyeret plot. Semua diceritakan dalam porsi yang cukup tanpa mengabaikan tingkat kedalaman.

Buku ini diceritakan oleh Charlotte Davis (Charlotte) dalam sudut pandang orang pertama. Bab awal dimulai tentang kisah seorang gadis berumur 17 tahun yang sedang berjuang untuk beradaptasi berada di "rumah sakit". Di sana ia bertemu dengan beberapa gadis yang lain dengan permasalahan berbeda namun akar yang sama, kecenderungan menyakiti diri sendiri.

Awalnya, Charlie memilih untuk menutup mulut sama sekali terhadap siapapun yang ada di rumah sakit bahkan dokter baik hati yang dijuluki Casper. Gadis-gadis lain juga nampak kesal dengan Charlie karena selective mutism-nya. Sementara gadis-gadis lain diminta untuk terus berbagi perasaan dan pengalaman mereka, Charlie diberikan wild card.

Masa lalu Charlie diceritakan dalam fragmen-fragmen singkat saat ia mengingat apa yang terjadi malam itu, saat ia memutuskan untuk menyayat tangannya. 

Charlie mengalami banyak hal sejak ia kecil, dari awal dicintai dengan sangat dalam oleh seorang Ayah, Ibu yang terlalu mencintai Ayahnya, hingga ia berakhir di jalanan mencoba bertahandengan batas tipis antara hidup atau mati. Rokok, minuman keras, psikotropika hingga rumah pelacuran begitu dekat dengan hidupnya yang baru tujuh belas tahun.

Suatu ketika, saat akhirnya perawat membuka luka panjang yang ada di tangan dan paha dalamnya, Charlie mulai berbicara. Ia merindukan kebiasaan lamanya, melarikan diri dalam guratan charcoal di atas kertas gambarnya.

Sejak saat itu, Charlie terlihat lebih tenang dan dapat mengendalikan diri. Iapun mulai berbicara dengan gadis-gadis yang ada disana. Masalah sebenarnya terjadi kemudian. Ia keluar dari Rumah Sakit untuk tinggal dengan Ibunya. Namun keduanya tahu bahwa mereka tidak akan bisa tinggal bersama.  Akhirnya dengan bantuan seorang teman lama, Charlie mendapatkan shelter sementara di belahan Amerika yang lain.

Michael-Mike- teman lama yang juga seseorang yang sangat Charlie sukai adalah seorang manajer band sehigga ia jarang berada di kota. Studio kosong tersebut dipinjamkan untuk ditinggali Charlie, namun charlie harus tetap berjuang untuk menghidupi diri sendiri.

Charlie melamar pekerjaan sebagai pencuci piring di Grit. Bar/cafe yang dikelola oleh kakak beradik, Julie dan Riley. Di sana, Charlie menemukan support system-nya sekaligus cobaan terbesar dalam hidupnya untuk terjun pada lubang yang sama. 

Sejauh ini, saya sangat menyukai bagaimana Kathleen bisa mendeskripsikan sosok Charlie dengan sangat nyata. Apa yang berkutat dalam pikirannya, cara ia mengambil keputusan hingga perasaannya tertuang dengan intense yang kadang membuatku bertanya-tanya apakah ini adalah sebuah mini-biografi. 

Kedekatan Charlie pada dunia narkotika, minuman keras, kekerasan dan sex bebas juga menjadi logis ketika seseorang bahkan tidak dapat mempercayai dan mencintai dirinya untuk menentukan jalan hidupnya. 

Charlie adalah dunia yang mungkin sangat dekat dengan sekitar kita. Gadis belia dengan emosi yang tak terkontrol, ketakutan dan rasa kelaparan telah membuatnya mengambil jalan-jalan singkat untuk terus hidup tanpa terus merasakan sakit.

Tentu saja, ada kalanya pembaca akan membenci Charlie dengan segala keputusan emosionalnya. Ada kalanya juga pembaca begitu membenci Riley atau Mike. Namun semuanya ditebus dengan baik dengan bab akhir yang ditulis begitu cemerlang dan menggetarkan hati. Cheesy but (sh*t!) I am falling over the songs part.

Overall saya merekomendasikan buku ini untuk mereka yang menyukai cerita-cerita tentang psikologi manusia yang sebagian besar bernuansa gelap, sedih dan putus asa. Atau ketika hal tersebut dikesampingkan, pembaca akan mendapatkan kisah cinta yang aneh namun juga sangat manis!
Saya memberikan rating 5 dari 5 untuk Girl in Pieces!

Rekomendasi buku yang serupa :


Comments

Popular posts from this blog

Strange Weather in Tokyo by Hiromi Kawakami

Strange Weather in Tokyo Tsukiko, thirty-eight, works in an office and lives alone. One night, she happens to meet one of her former high school teachers, "Sensei," in a local bar. Tsukiko had only ever called him "Sensei" ("Teacher"). He is thirty years her senior, retired, and presumably a widower. Their relationship develops from a perfunctory acknowledgment of each other as they eat and drink alone at the bar, to a hesitant intimacy which tilts awkwardly and poignantly into love. As Tsukiko and Sensei grow to know and love one another, time's passing is marked by Kawakami's gentle hints at the changing seasons: from warm sake to chilled beer, from the buds on the trees to the blooming of the cherry blossoms. Strange Weather in Tokyo is a moving, funny, and immersive tale of modern Japan and old-fashioned romance.  **** Strange Weather in Tokyo Author : Hiromi Kawakami Translator : Allison Markin Powell Published

The Setting Sun by Osamu Dazai

The Setting Sun  The Setting Sun Author : Osamu Dazai Published in 1947 Original Language : Japanese *** Set in the early postwar years, it probes the destructive effects of war and the transition from a feudal Japan to an industrial society. *** "Such Innocence really charms me, and I wndered if M other might not be one of the last of that kind of lady" Ketika saya secara tidak senga ja membaca No Longer Human   di rak buku Best Seller di sebuah pusat toko buku di Sh ibuya, saya tertar i k dengan judul dan Covernya yang abstra k. Setelah menye lesaikannya, dan mela kukan sedi kit riset, ternyata se tahun sebelum No Longer Human, Osamu Dazai menulis The Setting Sun -yang juga banyak mendapat pujian dan pengakuan secara Internasional. Masih membawa backgroun d sang penulis,Aristocrac y, Osamu Dazai membentuk karakter utama  yang surprisingly wanita berusia 30 tahunan bernama Kazuko. Kazuko tinggal bersama dengan Ibunya setelah mengalami pe

Inheritance, Seri Terakhir Tetralogi Inheritance cycles

Judul : Inheritance Penulis : Christopher Paolini Tahun : 2011 (Indonesia,2012) Publisher : Gramedia (Indonesia) Di bulan Juni 2012 ini, akhirnya Gramedia menerbitkan seri terakhir yang telah ditunggu selama lebih dari 3 tahun, Inheritance. Inheritance merupakan buku keempat dari tetralogi Inheritance Cycle yang ditulis oleh anak muda berbakat, Christoper Paolini. Tetralogi ini terdiri dari Eragon (2002), Eldest (2005), Brisingr (2008), dan Inheritance (2011,diterbitkan di Indonesia 2012). Jika kita sedikit lupa dengan cerita terakhir bagaimana ending di buku ketiga,Brisingr, pada bab pengantar akan disajikan ringkasan tiga buku yang dapat merefresh ingatan kita sampai dimana perjuangan Eragon dan Naga birunya, Saphira untun menumbangkan Galbatorix. Secara keseluruhan, Inheritance cycle mengisahkan tentang perjuangan remaja yatim piatu bernama Eragon yang ditakdirkan berperan sebagai penunggang naga betina terakhir, Saphira. Sebelum bertemu Saphira, seumur hidup Eragon h