Cover The Enchantress versi Indonesia |
Author : Michael Scott
Tahun terbit : 2012
Setelah bersemangat karena meningkatnya kualitas saga di sekuel sebelumnya: the Warlock, dengan cepat saya membeli buku keenam dengan harapan meningkatnya kualitas buku keenam dan terakhir ini.
But hold up your curiosity, kita lanjutkan dulu cerita di buku keenam ini.
Dimulai dengan terlemparnya si kembar legenda, Josh dan Sophie ke Danau Talis dengan kisara waktu 10,000 tahun sebelumnya. Berpindahnya mereka bersama dengan gerbang ley yang dibuat oleh John Dee dan Virgiana Dare. Keempatnya langsung disambut oleh tetua jahat yang memberikan hadiah immortality kepada John Dee, tetua yang ditakuti oleh tetua yang lain. Isis dan Osiris, suami istri yang tampak tidak mengalami perubahan wujud meskipun tetua yang lain mulai mengalami transformasi. Turns out, Isis dan Osiris adalah orang tua dari si kembar, dan mereka telah lama menantikan kedatangan si kembar kembali ke Danau Talis.
Setelah mendapatkan Dee, pasangan tetua itu melaksanakan janjinya untuk menghukum Dee dengan menjadikannya tua renta namun tidak dapat meninggal, kemudian dia ditinggalkan sementara si kembar dan Dare dibawa ke istana milik Isis dan Osiris.
Sementara itu, di sisi lain Danau Talis, rombongan Scathach bersama dengan Promotheus di masa lalu mulai menyusun serangan bersama dengan Dewi Tiga Wajah, Hekate. Mereka berbondong-bondong mendekati piramid raksasa bersama dengan manusia pohon dan para humani yang lain. Rombongan tersebut masing-masing memiliki tugas yang diemban dari petunjuk Abraham sang magi.
Sementara si kembar sedang bertanya-tanya tentang keberadaan orang tua mereka yang ternyata bukan manusia biasa, di San Fransisco, Mars dan Nitten bertarung melawan musuh ciptaan Quetzalcoatl and Bastet, Spartoi. Mereka menahan makhluk itu untuk memasuki kota di Golden bridge.
Sementara di Alcatraz, Hel, Odin, Billy the Kid dan Black Hawk bersatu melawan begitu banyak monster. Mereka kelelahan, terluka dan hampir kehabisan aura. Kemudian datang sphinx untuk menyerap aura mereka, namun Billy berhasil memusnahkan makhluk itu. Namun belum selesai, mereka harus berhadapan dengan kepiting raksasa. Kali ini pasangan Flamel bergabung dengan mereka. Rombongan orang tersebut tengah sekarat kehabisan aura mereka, dan satu-satunya harapan adalah dengan membangunkan laba-laba raksasa sekutu Paranelle.
Kembali ke Danau Talis, terjadi pemberontakan besar-besaran humani yang dipimpin oleh Virgiana Dare. Sementara si kembar memutuskan untuk melawan orang tuanya dan memenuhi takdir mereka.
Satu untuk menghancurkan dunia, satu yang lain untuk menyelamatkan dunia.
Well, ketika membaca buku keenam ini saya seperti kembali membaca buku kedua dimana saya merasakan kembali tulisan Scott yang kurang berkembang. Alur cerita seperti terputus-putus dan perpindahannya pun kurang smooth. Mungkin dikarenakan terlalu banyak 'lakon' yang terpisah di berbagai tempat dan diceritakan di tiap bab yang berbeda, jadi terasa seperti ada missing link.
Di samping itu, landasan cerita nya pun masih kurang detail dan kuat. Saya mengerti Scott bermaksud menciptakan dunia imaginasi baru seperti yang dilakukan J.K Rowling, namun kaitan cerita antara masa kini, masa lalu, dunia saat ini dan 10,000 tahun yang lalu tidak terlalu kuat sehingga kurang menimbulkan kesan bagi pembaca.
Dan yang terakhir, jangan berharap ada ending yang dapat memuaskan pembaca. Endingnya seperti dipaksakan dan dipotong di tengah. Sekali lagi, ada missing link disini.
Sekuel yang menurut saya tidak terlalu memuaskan, cocok bagi mereka yang ingin menambah wacana karya fantasy. Oh, this book makes me miss Harry Potter!
Comments
Post a Comment